Pengertian dan Jenis-Jenis Politik Identitas

Politik Identitas: Pengertian dan Jenis-Jenisnya

Politik identitas adalah sebuah alat politik yang dipraktikkan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan tertentu dengan memanfaatkan ciri khas suku, budaya, agama, etnis, gender, atau kesamaan-kesamaan lainnya.

Politik identitas berfokus pada perbedaan-perbedaan yang didasarkan atas asumsi-asumsi fisik tubuh, politik etnisitas atau primordialisme, dan pertentangan agama, kepercayaan, atau bahasa.

Dan politik identitas dapat menjadi sarana untuk menunjukkan jati diri, mengakui hak-hak, atau melawan penindasan bagi kelompok-kelompok yang merasa terpinggirkan atau minoritas. Namun, politik identitas juga dapat menimbulkan konflik, intoleransi, atau diskriminasi antara kelompok-kelompok yang berbeda.

 Jenis-Jenis Politik Identitas

Politik identitas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan identitas yang menjadi dasarnya, antara lain:

          Politik-identitas agama, yaitu politik yang menggunakan agama sebagai alat untuk mempengaruhi atau memobilisasi massa. Contohnya adalah politik Islam yang mengklaim bahwa Islam adalah solusi untuk semua masalah, atau politik Kristen yang mengusung nilai-nilai moral dan konservatif.

          Politik-identitas etnis, yaitu politik yang mengandalkan kesamaan etnis atau ras sebagai faktor pembeda atau penguat. Contohnya adalah politik Cina yang mengutamakan kepentingan etnis Cina di berbagai negara, atau politik Papua yang menuntut kemerdekaan dari Indonesia.

          Politik-identitas budaya, yaitu politik yang menonjolkan keunikan atau kekhasan budaya sebagai identitas. Contohnya adalah politik Jawa yang mengusung nilai-nilai kebudayaan Jawa, atau politik Bali yang menjaga tradisi dan adat istiadat Bali.

          Politik-identitas gender, yaitu politik yang berbasis pada perbedaan jenis kelamin atau orientasi seksual. Contohnya adalah politik feminisme yang menuntut kesetaraan dan keadilan bagi perempuan, atau politik LGBT yang memperjuangkan hak-hak kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender.

Contoh-Contoh Nya

Politik identitas dapat ditemukan dalam berbagai konteks dan situasi, baik di Indonesia maupun di dunia. Berikut ini adalah beberapa contoh politik-identitas yang pernah atau sedang terjadi:

          Politik identitas agama yang muncul dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, di mana calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang beragama Kristen dan beretnis Cina mendapat serangan dari kelompok-kelompok Islam garis keras yang menuduhnya melakukan penistaan agama dan menggalang dukungan untuk calon lawannya, Anies Baswedan, yang beragama Islam.

          Politik identitas etnis yang terjadi dalam konflik Rwanda 1994, di mana kelompok etnis Hutu yang mayoritas melakukan pembantaian terhadap kelompok etnis Tutsi yang minoritas, dengan alasan bahwa Tutsi adalah musuh dan pengkhianat bangsa .

          Politik identitas budaya yang ditunjukkan dalam gerakan Me Too, di mana para perempuan di berbagai negara dan latar belakang budaya bersuara untuk mengungkapkan pengalaman mereka menjadi korban pelecehan atau kekerasan seksual, dan menuntut perubahan budaya yang lebih menghormati dan melindungi perempuan .

          Politik identitas gender yang diwakili oleh tokoh Malala Yousafzai, seorang aktivis pendidikan dan hak asasi manusia asal Pakistan yang berjuang untuk hak pendidikan bagi perempuan, terutama di daerah-daerah yang didominasi oleh kelompok radikal Taliban yang melarang perempuan bersekolah .

Dampak Pada Masyarakat

Politik identitas adalah sebuah fenomena yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif pada masyarakat. Dampak positif politik-identitas adalah dapat menjadi sarana untuk menunjukkan jati diri, mengakui hak-hak, atau melawan penindasan bagi kelompok-kelompok yang merasa terpinggirkan atau minoritas.

Politik identitas juga dapat memunculkan toleransi dan kebebasan bagi berbagai kelompok yang memiliki perbedaan ras, agama, etnis, sosial, atau budaya. Namun, politik-identitas juga memiliki dampak negatif yang tidak dapat diabaikan.

Dampak negatif politik-identitas adalah dapat menimbulkan konflik, intoleransi, atau diskriminasi antara kelompok-kelompok yang berbeda. Politik-identitas juga dapat mengabaikan isu-isu penting yang seharusnya menjadi prioritas bersama, seperti pembangunan, kesejahteraan, atau lingkungan. Politik-identitas juga dapat menciptakan tuntutan yang tidak realistis, meningkatkan ketegangan, dan meningkatkan isolasi politik antara kelompok-kelompok yang berseberangan.

Oleh karena itu, politik-identitas harus dijalankan dengan bijak dan bertanggung jawab, agar tidak merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat harus cerdas dan kritis dalam menyikapi politik-identitas, agar tidak mudah terprovokasi atau terpengaruh oleh propaganda kebencian atau fitnah.

Masyarakat juga harus mengedepankan dialog dan kerjasama antara kelompok-kelompok yang berbeda, agar dapat menciptakan harmoni dan kemajuan bersama. Politik-identitas harus menjadi alat untuk memperkaya dan memperkuat demokrasi, bukan untuk menghancurkan dan memecah belah bangsa.

Dan itulah penjelasan mengenai politik-identitas, mulai dari pengertian hingga dampaknya. Semoga bermanfaat!

You May Also Like

More From Author